Kamis, 17 Maret 2011

Konsep Ekonomi Media


  1. Konsep Ekonomi

Struktur ekonomi dari masyarakat atau kelompok dipengaruhi oleh karakteristik politik, legal dan sosial yang berlaku dalam kondisi masyarakat atau kelompok tersebut yang nantinya juga akan berdampak pada praktik – praktik bisnis pasar persaingan diantara media massa.  Sifat dari  sistem politik dalam suatu Masyarakat atau kelompok akan menentukan bagaimana sebuah industri media massa bekerja. Hal tersebut disebabkan oleh arti dari konsep media massa itu sendiri yakni sebuah institusi ekonomi yang berkaitan dengan produksi dan penyebab suatu isi media yang ditargetkan kepada khalayak atau konsumen.
 Kondisi politik suatu negara akan mempengaruhi gerak kerja atau sistem kerja yang dianut media massa di negara tersebut. Misalnya di Amerika yang kondisi politik dan ekonominya kapitalis, otomatis akan mempengaruhi gerak dari industri media massa setempat. Artinya masyarakat di dalam industri media massa mempunyai kebebasan dalam mengembangkan bisnis dan melakukan aktivitas ekonomi seperti melakukan produksi dan distribusi konten media. Dengan kondisi seperti ini maka di Amerika sebagian besar pihak yang bermain dalam industri media massa adalah pihak swasta atau pihak yang memiliki modal.
Pihak swasta yang bermain dalam industri media massa melakukan produksi dan distribusi konten media untuk mencari profit ekonomi. Sistem ini mendorong adanya interaksi bisnis antara produsen dengan konsumen media massa, dalam kasus ini yang dimaksud adalah bisnis iklan. Para konsumen baik dalam arti khalayak pembeli produk media ataupun pembeli iklan yang ingin ditampilkan dalam sebuah media dapat mempengaruhi keberlangsungan dari produsen Industri media massa itu sendiri. Dan lebih jauh lagi bahwa para produsen industri media massa bersaing untuk memperebutkan dua konsumen tersebut.
Dalam industri media televisi misalnya, bersaing untuk memperoleh rating penonton yang tinggi agar juga mendapatkan pengiklan yang banyak. Di dalam industri media percetakan pun sama, berlomba untuk mendapatkan oplah yang tinggi, di radio menarik jumlah pendengar yang tinggi pula, begitu seterusnya agar perputaran ekonomi terus berjalan.

  1.  Masalah Ekonomi

            Masalah ekonomi melibatkan proses yang berurusan dengan isu penting dari produksi dan konsumsi, yaitu :

 (1) Berapa banyak barang yang akan dihasilkan?
 (2) Bagaimana  barang akan dihasilkan?
 (3) Siapa yang akan mengkonsumsi barang?

Jawaban pada pertanyaan – pertanyaan ini akan menentukan arah organisasi dan orientasi bisnis mendasar dari sistem ekonomi suatu industri media massa.
            Dalam poin-poin diatas,  selain  untuk menentukan barang apa yang akan dihasilkan, produsen harus juga mempertimbangkan kuantitas barang akan dihasilkan dan metode produksi seperti apa yang akan diterapkan. Serta Perbedaan pengeluaran antara sektor publik dan sektor swasta dalam menentukan  jumlah barang untuk diproduksi.  Sebagai contoh, dalam sektor publik, pemerintah membuat keputusan tentang berapa banyak uang untuk dihabiskan pada bidang pertahanan, sedangkan pada waktu yang sama menentukan seberapa banyak untuk mengalokasikan program dalam negeri seperti perawatan kesehatan. Dalam sektor publik, keputusan adalah sering berdasarkan pada pilihan sosial dan secara politik sensitif (yaitu,  keamanan sosial dan program-program pemberian), daripada  sebagai respon pada pertimbangan ekonomi khusus.
            Dalam sektor swasta, keputusan produksi  dipengaruhi oleh interaksi antara pembeli dan penjual dalam kasus media. Sebagai contoh, dalam industri buku, bukan hanya menyoal buku tersebut berbicara tentang apa,  tetapi lebih dari itu yakni berapa jumlah salinan buku yang akan diproduksi atau dicetak. Lebih lanjut, produsen juga memperhitungkan prakiraan permintaan buku dari konsumen.
            Poin kedua dari masalah ekonomi ini bisa ilustrasinya bisa dijawab dengan contoh. Misalnya, seorang produser film Hollywood berhak menentukan dimana tempat lokasi produksi dari film tersebut. Seorang produser film berhak menentukan bagaimana barang atau film tersebut dihasilkan yang nantinya akan didistribusikan ke konsumennya.                         Poin terakhir, dalam menentukan siapa yang mengkonsumsi barang, kebijakan tertentu dibuat oleh  produsen media. Biasanya, setiap produsen media massa dalam memproduksi media baik itu cetak maupun elektronik telah memiliki segmentasi yang jelas. Yaitu siapa sasaran utama dari barang prduksi media baik cetak maupun elektronik baik itu dari segi usia, ekonomi, sosial, dan demografi
            Penjelasan deskriptif diatas mengilustrasikan bagaimana masyarakat dapat memberikan jawaban berbeda pada tiga pertanyaan atau poin ini yang membentuk masalah ekonomi. Selanjutnya, akan dibahas Tipe dari struktur ekonomi dalam  masyarakat mempengaruhi produksi, distribusi dan konsumsi.


  1. Tipe – tipe Ekonomi

            Ketika pemerintah mencoba menjawab pertanyaan yang timbul dari masalah ekonomi, maka a command  economy (komando ekonomi) muncul. Dalam tipe  ekonomi ini, pemerintah membuat semua keputusan sekaligus mengatur mengenai produksi dan distribusi dalam industri media massa. Pemerintah memutuskan  apa yang akan diproduksi sekaligus kuantitasnya; menetapkan upah dan harga dan juga merencanakan  tingkat pertumbuhan ekonomi. 
            Dalam market economy (ekonomi pasar), muncul sistem kompleks dari para pembeli, penjual, harga, profit dan kerugian yang kemudian  menentukan jawaban pada pertanyaan mengenai produksi dan distribusi dalam masalah ekonomi, dengan tidak ada intervensi pemerintah. Dalam industri media massa di suatu negara yang mengganut tipe ekonomi pasar seperti ini
            Dalam mixed economy (ekonomi gabungan), kombinasi dari  ekonomi pasar dan komando ekonomi ditemukan. Di Amerika,  sebagaimana di sebagian besar dari negara – negara berkembang dunia, media massa bekerja dalam struktur ekonomi gabungan.
           
  1. Supply and Demand

            Pada kerja pengendali  ekonomi pasar (pernyataan kekuatan tidak terlihat) adalah sejumlah pembeli dan penjual bekerja pada pihak dari kepentingan mereka sendiri. Surat kabar  mencontohkan ilustrasi dalam gaya lebih sederhana bagaimana  fungsi ekonomi pasar bekerja. Dimulai dengan material mentah seperti lemabaran-lembaran kertas yang diperlukan untuk mencetak  surat kabar dan mengakhiri dengan kreasi produk jadi  yang dikonsumsi atau dibaca oleh konsumen. Mendasari contoh ini adalah dua konsep fundamental dari sisem pasar; supply and demand. Dalam ekonomi pasar, mekanisme supply and demand bekerja bersama untuk menyelesaikan  masalah ekonomi dari masyarakat.







            Supply secara normal dianggap sebagai jumlah produk yang penghasil atau produsen akan tawarkan pada harga tertentu. Produsen menentukan kuantitas, tetapi membuat sebagian besar dari keputusan produksi mereka berdasarkan pada  antisipasi kebutuhan  dari mereka yang akan mengkonsumsi produk (konsumen atau pengiklan).
            Supply yang tersedia  dari sebuah produk akan secara langsung dipengaruhi oleh permintaan untuk produk yang ditempatkan dan diperuntukkan kepada konsumen. Permintaan ditetapkan sebagai pengukuran kuantitas dari produk atau jasa tertentu yang konsumen akan beli pada suatu harga tertentu.











            Dalam gambar diatas adalah sebuah kurva permintaan untuk sebuah produk dengan harga yang berbeda. Dalam contoh ini adalah harga dari video dan permintaan dari video. Ahli ekonomi menggunakan alat yang disebut kurva permintaan untuk mendiagramkan perubahan supply dan harga yang disebabkan pada permintaan konsumen. Kurva permintaan adalah secara normal  menurun berarti bahwa sebagaimana harga  untuk barang tertentu atau pelayanan berkurang, kuantitas (supply) diminta oleh akan konsumen meningkat.

  1. Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan. Perubahan dalam harga dihasilkan dalam perubahan dalam kuantitas ditentukan oleh konsumen yang diarahkan sebagai elasticity of demand atau lebih umum disebut price elasticity of demand (elastisitas harga permintaan). Dalam elasitas permintaan  mengenali tiga tipe yaitu: elastis; unit-elastis dan tidak elastis. Tipe elastisitas harga permintaan disajikan secara grafis dalam Gambar dibawah. 












Dalam elastisitas permintaan, perubahan dalam harga dihasilkan dalam kuantitas permintaan. Kita sering melihat ini terjadi sebagaimana teknologi baru dikenalkan. Pada awalnya, harga untuk teknologi tertentu adalah sangat mahal ketika pertama kali dikenalkan pada konsumen (sebagai contoh,  band kalkulator, VHS VCRs, personal komputer) tetapi harganya mulai turun ketika banyak rumah tangga menggunakan teknologi tersebut.                                                                                                                   Dalam unit permintaan elastis,  perubahan harga dihasilkan dalam perubahan yang sebanding dengan kuantitas.  Harga yang rendah tidak meningkatkan  kuantitas permintaan
 Permintaan tidak elastis terjadi ketika perubahan dalam harga menghasilkan basis proporsional dalam kuantitas permintaan. Harga yang turun tidak selalu berarti bahwa konsumen akan meminta lebih banyak barang; jika tidak diinginkan  atau tidak diperlukan atau mempunyai sedikit nilai, maka kuantitas permintaan tidak akan berubah.
            Elastisitas harga permintaan dapat diperhitungkan dengan membagi persentase perubahan dalam kuantitas dari produk oleh persentase perubahan dalam harga.
                                   






                         
           
            Elastisitas Permintaan atau Price Elasticity of Demand (PED) adalah ukuran kepekaan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga. Elastisitas permintaan digunakan sebagai cara untuk mengukur seberapa besar kepekaan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga. Ketika harga sebuah barang turun, jumlah permintaan terhadap barang tersebut biasanya naik —semakin rendah harganya, semakin banyak benda itu dibeli. Elastisitas permintaan ditunjukan dengan rasio persen perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga.
Tanda positif atau negatif mendahului  statistik mengindikasikan arah dari permintaan; dalam sebagian besar kasus, elastisitas harga  permintaan adalah  jumlah negatif.
            Ahli ekonomi menggunakan kriteria berikut untuk menentukan elastisitas.  Jika statistik lebih besar daripada + 1.0 permintaan dikatakan menjadi elastis. Kurang lebih daripada + 1.0 permintaannya tidak elastis, dimana  statistik dari + mewakili elastisitas unit. Tabel dibawah mengilustrasikan harga  elastisitas ini dari formula permintaan, bagaimana mereka ditetapkan dan dampak mereka pada pendapatan.


            Tabel. Ringkasan Elastisitas Harga Permintaan


























  1. Tipe-Tipe Permintaan Untuk Produk Media

           
Adalah penting untuk dicatat bahwa jika ada media massa. Jelas, ada permintaan dan ada  level berbeda untuk isi media jika dihubungkan  dengan khalayak. Disini, permintaan dapat diukur pada level individual  dengan ukuran penggunaan konsumen dari suatu produk. Hal ini dapat dipelajari dengan membahas  pembelian konsumen secara langsung (seperti membeli surat kabar, buku, atau tiket  film) atau dalam kasus isi bisa juga ditawarkan secara gratis ( seperti televisi) dengan kegunaan (kepuasan) yang ditawarkan oleh produk. Secara khusus, kegunaan adalah subjektif pengukuran dan individual menetapkan nilai.
            Apa yang dimaksud  dengan Nilai? Ahli ekonomi  memikirkan nilai sebagai  sesuatu hasil yang muncul dari produk tertentu atau pelayanan. Nilai adalah proses subjektif  yang dihubungkan pada kepuasan individual.
            Konsumen menetapkan nilai berdasarkan pada keinginan individual dan kebutuhan untuk produk tertentu. Dalam istilah  penggunaan media, proses ini membantu  konsumen memutuskan tipe dari isi media apa untuk digunakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Sistem ekonomi menentukan siapa yang akan memproduksi barang, bagaimana barang akan dihasilkan dan siapa yang akan mengkonsumsi barang berdasarkan pada tipe dari struktur ekonomi, ditemukan dalam masyarakat. Dalam sebagian besar negara maju,  ekonomi gabungan digunakan  dalam media massa, yang menetapkan ekonomi pasar dengan batasan regulasi pemerintah.
            Ekonomi pasar dipandu oleh  supply and demand yang berinteraksi melalui pasar untuk mempertahankan keseimbangan. Dalam  pasar berbasis ekonomi,  supply and demand berinteraksi  untuk membuat fungsi ekonomi.  Media massa  terus menerus dilibatkan dalam  suplly and demand di suatu negara, mendapatkan sumber pada basis harian dengan tujuan untuk mensuplai konsumen dengan isi media atau produk yang mereka inginkan.
            Permintaan dapat diukur pada level berbeda dan dipengaruhi oleh banyak variabel termasuk harga, nilai,  perubahan rasa, pilihan, dan pendapatan.  Ketika bentuk berbeda dari isi media dapat digantikan satu sama lain; elastisitas silang dari permintaan muncul. Elastisitas silang dari permintaan  adalah alat yang berguna dalam analisis ekonomi dan sering digunakan dalam  keputusan kebijakan publik.
           





















ANALISIS

  1. Analisis Konsep Dasar Ekonomi Media dan Masalah-Masalah Ekonomi

            Untuk masuk ke dalam pembahasan konsep ekonomi media, sebelumnya kita harus mengetahui lebih dahulu tentang ekonomi media itu sendiri. Ekonomi media adalah suatu studi atau pembahasan tentang bagaimana suatu industri khususnya media massa yang menggunakan sumber daya tertentu untuk menghasilkan komoditas berharga seperti konten media yang kemudian disalurkan diantara konsumen dalam sebuah masyarakat untuk memuaskan berbagai keinginan, tujuan, dan kebutuhan.
            Jadi, jika dikerucutkan lebih tajam, pembahasan konsep ekonomi dalam media massa ini adalah untuk mengetahui dengan jelas sekaligus sebagai alat yang membantu kita memahami hubungan ekonomi antara produsen atau pemilik media dengan pengiklan, konsumen, dan masyarakat secara kesuluruhan.
            Setelah itu harus dipahami komponen-komponen dari konsep ekonomi. Yaitu,
  1. Resources:
 item-item yang digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa
  • Tangible: untuk memproduksi majalah perlu personnel, scripts, naskah berita, kertas, dan lain-lain
  • Intangible: waktu untuk memproduksi. Setiap proses  produksi majalah pasti memiliki waktu-waktu yang telah ditetapkan sebelumnya yang kemudian dijadikan acuan atau patokan bekerja
Resources terbatas vs needs dan wants audiens yang tidak terbatas
  1. Production: merancang seberapa banyak produksi harus dilakukan untuk pasar (market) yang spesifik seperti :
- buku, koran, majalah, tabloid, dan sebagainya
- Elektronik: TV, radio, recordings
      -Photographic: film.

3. Consumption: penggunaan goods dan resources untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan (needs and wants)
Perilaku konsumen merupakan variabel penting dalam sistem ekonomi

            Dalam memahami konsep ekonomi dan masalah ekonomi itu sendiri akan sangat berguna dalam mengetahui seluk beluk bisnis di Industri media massa. Karena sebuah Industri media massa tidak pernah lepas dari faktor ekonomi yang mencari profit. Dan profit tersebut dapat diperoleh dari faktor produksi dan distribusi suatu konten media massa. Hal tersebut membawa kita untuk mempelajari kajian studi media untuk mempelajari perilaku dari :
-          Media Firm (perusahaan media)
-          Media Markets (pasar media), dan
-          Konsumen
Setiap perilaku dari poin-poin di atas pastinya memiliki karakteristik tertentu. Dari kajian perusahaan media misalnya, saat ini suatu perusahaan media tidak akan pernah lepas dari kepentingan pemilik modal sebagai penggerak ekonomi sekaligus juga bisa menjadi pembentuk ideologi dari media massa tersebut. Artinya mayoritas negara maju dan berkembang saat ini industri media massa-nya didominasi oleh pihak swasta yang bebas. Sebagai pemilik modal yang pastinya kuat secara ekonomi dalam mengatur arah kebijakan perusahaan media maka pemilik modal tersebut tentu dapat leluasa mengatur pola-pola dan kebijaksanaan produksi dan distribusi konten media. Fungsi pemerintah dan regulasi ada, tetapi tidak terlalu mengikat.
Dari poin pasar media akan dipengaruhi oleh sistem politik dan ekonomi dimana industri media massa itu berasal. Misal yang dianut adalah kapitalis-seperti yang dicontohkan dalam review- maka pasar persaingan akan berlangsung bebas bahkan hampir tidak terbatas. Pihak yang lemah akan kalah dan pihak yang kuat akan terus berkembang. Praktik-praktik yang dilakukan oleh pemilik modal akan terus berlangsung guna mencapai profit yang setinggi-tingginya. Bahkan praktik seperti itu akan menimbulkan konglomerasi media, dimana bisa saja sebuah perusahaan di Industri media massa menguasai konten-konten informasi dari hulu sampai hilir dan juga lintas karakteristik media. Misalnya seperti yang dilakukan oleh MNC Group yang mengupayakan dari segala sektor untuk mengkeksentivikasi lahan bisnis yang semakin luas. Kondisi pasar persaingan tersebut memang memiliki nilai ekonomi yang tinggi namun akan melemahkan sektor-sektor ekonomi kecil di dunia industri media massa.
Di Indonesia sendiri kasus atau kondisi pasar persaingan media hampir sama dengan apa yang dicontohkan dalam ’review’ yaitu kapitalisme campuran. Artinya memang saat ini dengan tidak lagi diberlakukan . Izin penerbitan pers yang begitu ketat, maka produk-produk media massa bisa hadir secara masif. Akibatnya persaingan semakin bebas diantara media massa. Bukan menyoal media apa yang hadir, tetapi persaingan sudah lebih ke persaingan konten informasi dan hiburan. Senuanya bersaing untuk mendapatkan konsumen dan juga pengiklan. Namun, hal itu semua juga dapat dibatasi dengan regulasi atau aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah dan atau pihak yang bertanggung jawab terkait masalah terssebut. Misalnya dengan dibuatnya Undang-Undang Penyiaran dan dibentuknya Dewan Pers. Bebas namun tetap ada batasan-batasannya.
Dari poin ketiga, mengisyaratkan bahwa suatu konsep pergerakan ekonomi bisnis industri media tidak akan pernah lepas dari peran konsumen sebagai tujuan dari adanya suatu gerak ekonomi. Konsumen dalam hal ini bisa juga disebut juga sebagai masyarakat. Suatu konten media yang dianggap tidak sesuai dengan nilai dan budaya suatu kelompok sasaran dari bisnis media tersebut makan akan mengakibatkan pesan-pesan komersial maupun informatif akan menjadi bias. Dan itu merupakan suatu kesalahan. Seorang pebisnis industri media harus fasih mempelajari perilaku dari konsuen atau masyarakat sebagai pasar bisnisnya.
      Sebenarnya untuk memahami konsep ekonomi media massa, maka ada hal-hal yang perlu diketajui dan dipelajari sebelumnya. Hal itu ada dalam tiga konsep dasar dari konsep ekonomi media massa tersebut, yakni:
1)      Komodikasi
2)      Spesialisasi
3)      Strukturisasi
Strukturisasi sendiri dalam konteks konsep ekonomi media adalah suatu kondisi dimana  media massa atau bisa juga disebut sebagai sebuah strukturlah yang dapat mempengaruhi individu-individu atau konsumen. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa individu atau konsumenlah yang kemudian dapat membentuk suatu struktur secara lebih luas.
Spesialisasi diartikan sebagai segala bentuk usaha yang dilakukan oleh produsen media untuk memasarkan produk mereka kepada khalayak yang seluas-luasnya untuk mendapatkan profit secara ekonomi. Akibat dari spesialisasi adalah dengan adanya perkembangan koorporasi yang dapat dilihat dari aset dan keuntungan.
Sedangkan komodikasi ialah suatu istilah yang mendeskripsikan cara-cara kapitalisme dan mentranformasi suatu nilai guna menjadi nilai tukar. Oleh sebab itu komodifikasi dapat menjadi ukuran untuk kapitalisme global.  Contoh yang paling mudah adalah saat kita mengamati media massa. Pada kasus ini hal yang mengalami komodikasi adalah komodikasi isi. Saat ini bentuk penyiaran televisi dimodifikasi sedemikian rupa semata-mata untuk menyaring khalayak atau konsumen sebanyak-banyaknya. Terkadang produsen media massa menghalalkan segala cara dalam memodifikasi isi untuk kemudian menguasai pasar konsumen. Dalam ekonomi media, komodikasi adalah bentuk penguasaan berbagai sektor ekonomi selain dari strukturalisasi dan spesialisasi.
Tiga konsep dasar yaitu, spesialisasi, komodikasi, dan strukturisasi mencakup dalam pembahasan masalah-masalah ekonomi. Yakni dari poin bagimana barang dihasilkan dan siapa yang akan mengkonsumsi barang produksi tersebut.

  1. Analisis Tipe-Tipe Ekonomi
Dari hasil analisis review diatas konsep ekonomi media tipe-tipe ekonomi bagian tdapat dibagi menjadi dua, yaitu:
  1. Media; Ekonomi makro
-          sistem ekonomi nasional yang berarti bahwa perkembangan bisnis suatu media massa tidak bisa lepas dari sistem ekonomi yang dianut pada negara yang bersangkutan. Sekalipun itu adalah kapitalisme dan liberalisme namun tetap saja ada regulasi yang diatur oleh pemerintah. Selain itu kondisi ekonomi dari suatu negara tersebut juga sangat mempengaruhi
Contohnya ialah :
·        Kebijakan Ekonomi
·        Pertumbuhan Ekonomi
·        Inflasi

  1. Media; Ekonomi Mikro
-          Sistem ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa
Contohnya ialah;
·        Struktur Ekonomi
·        Perilaku Konsumen

Analisis berikutnya dari hasil review kembali membahas tentang masalah-masalah ekonomi. Dalam poin ‘’Seberapa banyak produk yang akan diproduksi?” dan poin “Bagaimana cara diproduksi?” , maka jawaban yang akan cukup membantu kemana arah solusinya adalah dengan membagi masalah ekonomi tersebut ke dalam dua buah sektor. Pertama adalah sektor publik. Pemecahan masalah ‘lewat’ sektor publik ini berarti keputusan produksi konten media dan barang produksi media dibuat oleh pemerintah. Serta landasan berpikir-nya lebih mengedepankan kepada pertimbangan sosial dan politik yang terjadi dalam negara tersebut daripada hanya berpedoman pada pertimbangan ekonomi semata.
Sementara yang kedua adalah sektor privat. Sektor privat dalam hal ini berarti bahwa keputusan bergantung pada interaksi antara penjual dan pembeli. Jadi, keputusan dalam konsep ekonomi ini ada dalam suatu lini yang kecil dan tidak bersifat masif. Semua tergantung dari keputusan produsen atau juga sesuai kebutuhan konsumen. Contohnya adalah dalam sebuah industri buku. Buku yang dihasilkan atau diproduksi akan disesuaikan. Misal judul, jumlah cetakan, desain cover, format penulisan, dan sebagainya.







  1. Analisis Cross –elasticity of demand (Elastisitas silang Permintaan)

Dari hasil review yang sebelumnya telah dibahas dapat dikatakan bahwa demand tidak hanya dipengaruhi oleh harga saja, tetapi juga ketersediaan produk lainnya yang dapat digunakan sebagai pengganti (Substitusi) yang terjadi karena antara lain :
1.      Perubahan selera dan pilihan
2.      Karakteristik demografik
3.      Penghasilan (individual)
4.      Teknologi

Cross elasticity of demand naik, bila ada banyak produk subtitusi yang potensial
Namun, ada yang perlu dicatat yaitu keragaman pilihan media yang tersedia, tidak selalu bersifat substitusi, tetapi juga bisa saling melengkapi (complement). Misalkan pilihan surat kabar harian kompas yang dipadankan dengan situs elekronik kompas.com.

  1. Analisis dari Tipe Permintaan Untuk Produk Media

Dari hasil overview diatas dapat disimpulkan bahwa ada tiga jenis faktor permintaan untuk tiap produk media dan dianalisis pada level permintaan yang berbeda :
  1. Media Contentàindividu audiensàtingkat kepuasan dan kegunaan (use & gratification level)
  2. Advertisingàorganisasional (makro level)
  3. Media outletsàmarket (industri) level àmerger-akuisisi



  1. Kesimpulan
Pentingnya pemahaman tentang ekonomi media adalah kita dapat menganalisis pergerakan dari suatu industri media massa yang berbeda, baik secara vertikal dan  horizontal dan juga mampu memahami bagaimana struktur media. Serta dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari masalah ekonomi, yaitu permasalahan kuantitas barang produksi, cara memproduksi, dan siapa konsumen dari barang hasil produksi tersebut.

Daftar Pustaka:
Albarran, Alan. 1996 Media economics: understanding markets, industries and concept. Low State University Press.

Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar