Jumat, 25 Maret 2011
Rabu, 23 Maret 2011
Ekonomi media - Analisis Permintaan dalam Media
- Analisis Cross –elasticity of demand (Elastisitas silang Permintaan)
Dari hasil review yang sebelumnya telah dibahas dapat dikatakan bahwa demand tidak hanya dipengaruhi oleh harga saja, tetapi juga ketersediaan produk lainnya yang dapat digunakan sebagai pengganti (Substitusi) yang terjadi karena antara lain :
1. Perubahan selera dan pilihan
2. Karakteristik demografik
3. Penghasilan (individual)
4. Teknologi
Cross elasticity of demand naik, bila ada banyak produk subtitusi yang potensial
Namun, ada yang perlu dicatat yaitu keragaman pilihan media yang tersedia, tidak selalu bersifat substitusi, tetapi juga bisa saling melengkapi (complement). Misalkan pilihan surat kabar harian kompas yang dipadankan dengan situs elekronik kompas.com.
- Analisis dari Tipe Permintaan Untuk Produk Media
Dari hasil overview diatas dapat disimpulkan bahwa ada tiga jenis faktor permintaan untuk tiap produk media dan dianalisis pada level permintaan yang berbeda :
- Media Contentàindividu audiensàtingkat kepuasan dan kegunaan (use & gratification level)
- Advertisingàorganisasional (makro level)
- Media outletsàmarket (industri) level àmerger-akuisisi
Ekonomi media - Analisis Tipe-Tipe Ekonomi
- Analisis Tipe-Tipe Ekonomi
Dari hasil analisis review diatas konsep ekonomi media tipe-tipe ekonomi bagian tdapat dibagi menjadi dua, yaitu:
- Media; Ekonomi makro
- sistem ekonomi nasional yang berarti bahwa perkembangan bisnis suatu media massa tidak bisa lepas dari sistem ekonomi yang dianut pada negara yang bersangkutan. Sekalipun itu adalah kapitalisme dan liberalisme namun tetap saja ada regulasi yang diatur oleh pemerintah. Selain itu kondisi ekonomi dari suatu negara tersebut juga sangat mempengaruhi
Contohnya ialah :
· Kebijakan Ekonomi
· Pertumbuhan Ekonomi
· Inflasi
- Media; Ekonomi Mikro
- Sistem ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa
Contohnya ialah;
· Struktur Ekonomi
· Perilaku Konsumen
Analisis berikutnya dari hasil review kembali membahas tentang masalah-masalah ekonomi. Dalam poin ‘’Seberapa banyak produk yang akan diproduksi?” dan poin “Bagaimana cara diproduksi?” , maka jawaban yang akan cukup membantu kemana arah solusinya adalah dengan membagi masalah ekonomi tersebut ke dalam dua buah sektor. Pertama adalah sektor publik. Pemecahan masalah ‘lewat’ sektor publik ini berarti keputusan produksi konten media dan barang produksi media dibuat oleh pemerintah. Serta landasan berpikir-nya lebih mengedepankan kepada pertimbangan sosial dan politik yang terjadi dalam negara tersebut daripada hanya berpedoman pada pertimbangan ekonomi semata.
Sementara yang kedua adalah sektor privat. Sektor privat dalam hal ini berarti bahwa keputusan bergantung pada interaksi antara penjual dan pembeli. Jadi, keputusan dalam konsep ekonomi ini ada dalam suatu lini yang kecil dan tidak bersifat masif. Semua tergantung dari keputusan produsen atau juga sesuai kebutuhan konsumen. Contohnya adalah dalam sebuah industri buku. Buku yang dihasilkan atau diproduksi akan disesuaikan. Misal judul, jumlah cetakan, desain cover, format penulisan, dan sebagainya.
Ekonomi media - Analisis Konsep Dasar Ekonomi Media dan Masalah-Masalah Ekonomi
- Analisis Konsep Dasar Ekonomi Media dan Masalah-Masalah Ekonomi
Untuk masuk ke dalam pembahasan konsep ekonomi media, sebelumnya kita harus mengetahui lebih dahulu tentang ekonomi media itu sendiri. Ekonomi media adalah suatu studi atau pembahasan tentang bagaimana suatu industri khususnya media massa yang menggunakan sumber daya tertentu untuk menghasilkan komoditas berharga seperti konten media yang kemudian disalurkan diantara konsumen dalam sebuah masyarakat untuk memuaskan berbagai keinginan, tujuan, dan kebutuhan.
Jadi, jika dikerucutkan lebih tajam, pembahasan konsep ekonomi dalam media massa ini adalah untuk mengetahui dengan jelas sekaligus sebagai alat yang membantu kita memahami hubungan ekonomi antara produsen atau pemilik media dengan pengiklan, konsumen, dan masyarakat secara kesuluruhan.
Setelah itu harus dipahami komponen-komponen dari konsep ekonomi. Yaitu,
- Resources:
item-item yang digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa
- Tangible: untuk memproduksi majalah perlu personnel, scripts, naskah berita, kertas, dan lain-lain
- Intangible: waktu untuk memproduksi. Setiap proses produksi majalah pasti memiliki waktu-waktu yang telah ditetapkan sebelumnya yang kemudian dijadikan acuan atau patokan bekerja
Resources terbatas vs needs dan wants audiens yang tidak terbatas
- Production: merancang seberapa banyak produksi harus dilakukan untuk pasar (market) yang spesifik seperti :
- buku, koran, majalah, tabloid, dan sebagainya
- Elektronik: TV, radio, recordings
-Photographic: film.
3. Consumption: penggunaan goods dan resources untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan (needs and wants)
Perilaku konsumen merupakan variabel penting dalam sistem ekonomi
Dalam memahami konsep ekonomi dan masalah ekonomi itu sendiri akan sangat berguna dalam mengetahui seluk beluk bisnis di Industri media massa. Karena sebuah Industri media massa tidak pernah lepas dari faktor ekonomi yang mencari profit. Dan profit tersebut dapat diperoleh dari faktor produksi dan distribusi suatu konten media massa. Hal tersebut membawa kita untuk mempelajari kajian studi media untuk mempelajari perilaku dari :
- Media Firm (perusahaan media)
- Media Markets (pasar media), dan
- Konsumen
Setiap perilaku dari poin-poin di atas pastinya memiliki karakteristik tertentu. Dari kajian perusahaan media misalnya, saat ini suatu perusahaan media tidak akan pernah lepas dari kepentingan pemilik modal sebagai penggerak ekonomi sekaligus juga bisa menjadi pembentuk ideologi dari media massa tersebut. Artinya mayoritas negara maju dan berkembang saat ini industri media massa-nya didominasi oleh pihak swasta yang bebas. Sebagai pemilik modal yang pastinya kuat secara ekonomi dalam mengatur arah kebijakan perusahaan media maka pemilik modal tersebut tentu dapat leluasa mengatur pola-pola dan kebijaksanaan produksi dan distribusi konten media. Fungsi pemerintah dan regulasi ada, tetapi tidak terlalu mengikat.
Dari poin pasar media akan dipengaruhi oleh sistem politik dan ekonomi dimana industri media massa itu berasal. Misal yang dianut adalah kapitalis-seperti yang dicontohkan dalam review- maka pasar persaingan akan berlangsung bebas bahkan hampir tidak terbatas. Pihak yang lemah akan kalah dan pihak yang kuat akan terus berkembang. Praktik-praktik yang dilakukan oleh pemilik modal akan terus berlangsung guna mencapai profit yang setinggi-tingginya. Bahkan praktik seperti itu akan menimbulkan konglomerasi media, dimana bisa saja sebuah perusahaan di Industri media massa menguasai konten-konten informasi dari hulu sampai hilir dan juga lintas karakteristik media. Misalnya seperti yang dilakukan oleh MNC Group yang mengupayakan dari segala sektor untuk mengkeksentivikasi lahan bisnis yang semakin luas. Kondisi pasar persaingan tersebut memang memiliki nilai ekonomi yang tinggi namun akan melemahkan sektor-sektor ekonomi kecil di dunia industri media massa.
Di Indonesia sendiri kasus atau kondisi pasar persaingan media hampir sama dengan apa yang dicontohkan dalam ’review’ yaitu kapitalisme campuran. Artinya memang saat ini dengan tidak lagi diberlakukan . Izin penerbitan pers yang begitu ketat, maka produk-produk media massa bisa hadir secara masif. Akibatnya persaingan semakin bebas diantara media massa. Bukan menyoal media apa yang hadir, tetapi persaingan sudah lebih ke persaingan konten informasi dan hiburan. Senuanya bersaing untuk mendapatkan konsumen dan juga pengiklan. Namun, hal itu semua juga dapat dibatasi dengan regulasi atau aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah dan atau pihak yang bertanggung jawab terkait masalah terssebut. Misalnya dengan dibuatnya Undang-Undang Penyiaran dan dibentuknya Dewan Pers. Bebas namun tetap ada batasan-batasannya.
Dari poin ketiga, mengisyaratkan bahwa suatu konsep pergerakan ekonomi bisnis industri media tidak akan pernah lepas dari peran konsumen sebagai tujuan dari adanya suatu gerak ekonomi. Konsumen dalam hal ini bisa juga disebut juga sebagai masyarakat. Suatu konten media yang dianggap tidak sesuai dengan nilai dan budaya suatu kelompok sasaran dari bisnis media tersebut makan akan mengakibatkan pesan-pesan komersial maupun informatif akan menjadi bias. Dan itu merupakan suatu kesalahan. Seorang pebisnis industri media harus fasih mempelajari perilaku dari konsuen atau masyarakat sebagai pasar bisnisnya.
Sebenarnya untuk memahami konsep ekonomi media massa, maka ada hal-hal yang perlu diketajui dan dipelajari sebelumnya. Hal itu ada dalam tiga konsep dasar dari konsep ekonomi media massa tersebut, yakni:
1) Komodikasi
2) Spesialisasi
3) Strukturisasi
Strukturisasi sendiri dalam konteks konsep ekonomi media adalah suatu kondisi dimana media massa atau bisa juga disebut sebagai sebuah strukturlah yang dapat mempengaruhi individu-individu atau konsumen. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa individu atau konsumenlah yang kemudian dapat membentuk suatu struktur secara lebih luas.
Spesialisasi diartikan sebagai segala bentuk usaha yang dilakukan oleh produsen media untuk memasarkan produk mereka kepada khalayak yang seluas-luasnya untuk mendapatkan profit secara ekonomi. Akibat dari spesialisasi adalah dengan adanya perkembangan koorporasi yang dapat dilihat dari aset dan keuntungan.
Sedangkan komodikasi ialah suatu istilah yang mendeskripsikan cara-cara kapitalisme dan mentranformasi suatu nilai guna menjadi nilai tukar. Oleh sebab itu komodifikasi dapat menjadi ukuran untuk kapitalisme global. Contoh yang paling mudah adalah saat kita mengamati media massa. Pada kasus ini hal yang mengalami komodikasi adalah komodikasi isi. Saat ini bentuk penyiaran televisi dimodifikasi sedemikian rupa semata-mata untuk menyaring khalayak atau konsumen sebanyak-banyaknya. Terkadang produsen media massa menghalalkan segala cara dalam memodifikasi isi untuk kemudian menguasai pasar konsumen. Dalam ekonomi media, komodikasi adalah bentuk penguasaan berbagai sektor ekonomi selain dari strukturalisasi dan spesialisasi.
Tiga konsep dasar yaitu, spesialisasi, komodikasi, dan strukturisasi mencakup dalam pembahasan masalah-masalah ekonomi. Yakni dari poin bagimana barang dihasilkan dan siapa yang akan mengkonsumsi barang produksi tersebut.
Referensi
Ekonomi media - Tipe Permintaan Untuk Media
- Tipe-Tipe Permintaan Untuk Produk Media
Adalah penting untuk dicatat bahwa jika ada media massa. Jelas, ada permintaan dan ada level berbeda untuk isi media jika dihubungkan dengan khalayak. Disini, permintaan dapat diukur pada level individual dengan ukuran penggunaan konsumen dari suatu produk. Hal ini dapat dipelajari dengan membahas pembelian konsumen secara langsung (seperti membeli surat kabar, buku, atau tiket film) atau dalam kasus isi bisa juga ditawarkan secara gratis ( seperti televisi) dengan kegunaan (kepuasan) yang ditawarkan oleh produk. Secara khusus, kegunaan adalah subjektif pengukuran dan individual menetapkan nilai.
Apa yang dimaksud dengan Nilai? Ahli ekonomi memikirkan nilai sebagai sesuatu hasil yang muncul dari produk tertentu atau pelayanan. Nilai adalah proses subjektif yang dihubungkan pada kepuasan individual.
Konsumen menetapkan nilai berdasarkan pada keinginan individual dan kebutuhan untuk produk tertentu. Dalam istilah penggunaan media, proses ini membantu konsumen memutuskan tipe dari isi media apa untuk digunakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Sistem ekonomi menentukan siapa yang akan memproduksi barang, bagaimana barang akan dihasilkan dan siapa yang akan mengkonsumsi barang berdasarkan pada tipe dari struktur ekonomi, ditemukan dalam masyarakat. Dalam sebagian besar negara maju, ekonomi gabungan digunakan dalam media massa, yang menetapkan ekonomi pasar dengan batasan regulasi pemerintah.
Ekonomi pasar dipandu oleh supply and demand yang berinteraksi melalui pasar untuk mempertahankan keseimbangan. Dalam pasar berbasis ekonomi, supply and demand berinteraksi untuk membuat fungsi ekonomi. Media massa terus menerus dilibatkan dalam suplly and demand di suatu negara, mendapatkan sumber pada basis harian dengan tujuan untuk mensuplai konsumen dengan isi media atau produk yang mereka inginkan.
Permintaan dapat diukur pada level berbeda dan dipengaruhi oleh banyak variabel termasuk harga, nilai, perubahan rasa, pilihan, dan pendapatan. Ketika bentuk berbeda dari isi media dapat digantikan satu sama lain; elastisitas silang dari permintaan muncul. Elastisitas silang dari permintaan adalah alat yang berguna dalam analisis ekonomi dan sering digunakan dalam keputusan kebijakan publik.
Daftar Pustaka:
Albarran, Alan. 1996 Media economics: understanding markets, industries and concept. Low State University Press.
Langganan:
Postingan (Atom)