Veronica Guerin: Mujahid Berpena
Film berjudul “Veronica Guerin” yang diproduksi oleh Touchen Pictures dan disutradai oleh Joel Schumarcer pada tahun 2003 adalah sebuah film yang diangkat berdasarkan kisah nyata perjuangan seorang jurnalis. Film yang berdurasi 98 menit ini sungguh menginspirasi para penikmatnya baik dari insan pers maupun non-pers. Cerita dalam film tidak sekadar menghibur namun sarat pesan sosial dan politik. Dalam film ini tokoh utama Veronica Guerin diperankan oleh Cate Blanccett. Profesi Veronica Guerin sebagai wartawan yang mengisi kolom hukum, sosial, dan politik di Sunday Independent (surat kabar terkemuka di Republik Irlandia) membawanya terlibat dalam persoalan-persoalan yang rumit dan berisiko. Pembawaan dari Veronica Guerin yang berani, tomboy, dan pekerja keras tidak membuatnya gentar dalam mencari berita fakta. Namun, sikapnya dalam menulis artikel yang sangat berani itu membuat para penjahat geram. Akibatnya jiwa dan keluarga Veronica Guerin terancam.
Kisah perjuangan Veronica Guerin dimulai pada tahun 1994 ketika itu perdagangan narkoba di Republik Irandia mencapai tingkat tertinggi. Setiap hari 15000 orang mengonsumsi heroin bahkan pasien termuda di klinik rehabilitasi mencapai usia 14 tahun. Hali itu membuat Veronica Guerin mencoba menyelidiki kasus narkoba tersebut. Penyelidikan itu membawanya dalam pusaran dunia penjahat. Ia berusaha membuktikan bahwa penjahat-penjahat tersebut juga terlibat dalam sindikat narkoba. Untuk membuktikannya Veronica Guerin mencoba mencari informasi dari Martin Cahill yang diduga sebagai gembong narkoba. Jejak kriminal Martin Cahill sulit untuk dideteksi, ia selalu memutus mata rantai informasi agar tidak sampai pada kepolisian dan pers. Buktinya ia membunuh Jamey yang ia anggap telah membocorkan nama Martin Cahill sebagai anggota sindikat narkoba. Martin Cahill juga mengetahui seluk beluk peredaran naroba baik di pihak Utara ( Irlandia Utara) maupun di Selatan ( Republik Irlandia).
Karena sulitnya mencari informasi tentang Martin Cahill, Veronica Guerin meminta bantuan kepada John Traynor yang ia kenal sebagai pebisnis yang sukses. Namun, John Traynor malah menasihati Verronica agar menghentikan penyelidakannya terhadap Martin Cahill, Traynor juga mengatakan bahwa Martin Cahill tidak terlibat dalam sindikat naroba. Hal itu justru membuat Veronica Guerin penasaran dan meminta bantuan Chris rekannya untuk mengupas tuntas kasus narkoba tersebut.
John Gilligan yang merupakan “induk” dari sindikat narkoba berencana untuk membunuh Martin Cahill karena Cahill dianggap akan mengancam eksistensi dan bisnis sindikat narkoba yang dimilikinya. Akhirnya Martin Cahill terbunuh. Untuk menutupi kasus pembunuhan tersebut John Traynor (anak buah dari Gilligan) memfitnah Gerry Hutch sebagai dalang pembunuhan Cahill. Veronica Guerin pada awalnya percaya dengan informasi Traynor, namun pada akhirnya ia curiga bahwa John Gilligan adalah otak di balik pembunuhan Cahill. Penyelidikan Veronica Guerin pun kemudian ditujukkan kepada John Gilligan baik untuk menyelidiki kasus pembunuhan maupun kasus sindikat narkoba. John Gilligan yang merasa tersudutkan berencana untuk membunuh Veronica Guerin. Pada malam Natal John Traynor memerintahkan Gerrry Hutch untuk menembak Veronica Guerin, tetapi tembakannya hanya melukai Veronica. Peristiwa itu semakin menguatkan dugaan bahwa Gilligan adalah gembong sindikat narkoba, hal itu dikuatkan dengan pernyataan Chris Milligan (rekan dari Veronica Guerin) bahwa John Gilligan memiliki kekeayaan yang sangat besar dari hasil penjualan narkoba.
Sebagai jurnalis sejati penyelidikkan Veronica Guerin terhadap John Gilligan kembali dilakukan. Veronica yang telah mendapatkan alamat dari Gilligan akhirnya mendatangi rumahnya untuk mencari informasi tentang sumber dana dan kekayaan John Gilligan. John Gilligan yang merasa tersudutkan malah memukuli dan mengusir Veronica. Bahkan lewat pembicaraan telepon John Gilligan mengancam untuk membunuh Veronica dan menculik anaknya Cathal Turley, hal itu membuat Veronica trauma dan mersa tertekan. Namun, keberanian dan ketegaran Veronica membuatnya tidak gentar untuk membuktikan John Gilligan adalah gembong narkoba. Berkat skenarionya untuk menjebak dan menyadap pengakuan John Traynor tentang aktor di balik sindikat narkoba, akhinya Veronica dapat membuktikan bahwa John Gilligan dan John Traynor adalah gembong dari sindikat narkoba.
John Gilligan dan John Traynor yang merasa terancam dengan penyelidikan dan pemberitaan dari Veronica Guerin kembali merencanakan untuk membunuh jurnalis tersebut. Kali ini rencana pembunuhan Veronica Guerin dibuat secara matang. Di Pengadilan Naas pada tanggal 26 Juni 1996 Veronica Guerin menjalani sidang atas dakwaan mengendarai mobil melebihi batas kecepatan. Setelah Veronica menjalani sidang ia kembali mengendarai mobil menuju jalan Naas. Disaat yang bersamaan Breehan Mihan dkk (anak buah dari John Gilligan) bergerak menuju jalan Naas dengan menggunakan sepeda motor. Tepat di sebuah lampu merah di jalan Naas Breehan Meehan menembak Veronica Guerin hingga tewas. Ia tewas dalam usia yang masih tergolong muda 37 tahun.
Peristiwa kematian Veronica Guerin menimbulkan pergolakkan di Republik Irlandia. Parlemen Pemerintah Republik Irlandia bertindak cepat dengan mengubah Undang Undang Republik Irlandia untuk mengizinkan pembekuan aset para tersangka pengedar narkoba. Akhirnya CAB (Biro Aset Kriminal) terbentuk, lembaga itu berwenang memeriksa dan menyita kekayaan pengedar narkoba. Seluruh pengedar narkoba yang terlibat dalam kasus ini asetnya disita oleh CAB. John Giligan sebagai aktor utama dalam kasus ini dihukum 20 tahun penjara. Di Republik Irlandia setiap minggu ribuan orang berdemo untuk kampanye anti narkoba yang membuat pengedar narkoba tersingkir dan diikuti angka kriminal yang semakin menurun.
Setelah kita dibawa dalam kejadian-kejadian menegangkan akhir cerita dalam film ini sungguh mengharukan dan dramatis. Kita dapat melihat perjuangan seorang jurnalis sejati. Ia begitu hebat dan berani ia berjuang untuk mendapatkan berita walaupun nilai berita tersebut harus dibayar dengan nyawa. Dalam hati mungkin kita berpikir bahwa pengorbanan kita untuk orang lain belum sebanding dengan pengorbanan Veronica Guerin untuk orang lain yang ingin mengetahui berita.
Keberanian dan pengorbanan Veronica Guerin telah menginspirasi insan pers. Wartawan seakan akan diberi “ruh” dari Veronica Guerin untuk mencari kebenaran dari sebuah berita. Kisah sejati dari Veronica Guerin telah mengubah mata dunia tentang hak-hak pencari berita dan kebebasan pers. Insan pers tidak lagi berada dalam “cekikan” untuk bersuara lebih lantang, berbicara fakta, ataupun berekspresi dalam artikel-artikel yang menyentil. Kekangan yang selama ini membelenggu para jurnalis perlahan-lahan mulai dibebaskan serta aturan-aturan tentang hak dan perlindungan pers ditegakkan. Para Narasumber lebih menghargai jurnalis. Di sisi jurnalis, kisah Veronica Guerin tidak membuat mereka takut akan risiko jurnalis, tidak membuat mereka sembunyi dari peristiwa yang semestinya diliput, justru menambah semangat mereka untuk mencari berita. Idealisme jurnalis yang sejati membuat pena-pena mereka tidak berhenti menulis. Sesulit apapun medan yang akan diliput mereka tetap tegar menghentakkan langkahnya untuk mencari berita. Karena jurnalis menyadari, betapa pentingnya nilai suatu berita jurnalis menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar.
Pengaruh kisah dari Veronica Guerin dalam dunia kewartawanan secara global membuat Committe to Protect Journalist (CPJ) atau Komite Perlindungan Wartawan didorong untuk menjamin keselamatan para jurnalis. Jurnails harus dijadikan pihak yang netral dan tidak dijadikan sasaran kriminal dalam peliputan berita. Jurnalis harus diberikan kebebasan dalam meliput berita selama ha itu tidak melanggar kode etik jurnalis. Perlindungan terhadap wartawan dinilai sangat perlu karena dalam berbagai kasus saat para jurnalis menjalankan tugasnya sebagai pencari berita sering menjadi sasaran ancaman dan pembunuhan. Kebebasan pers untuk mencari berita tentang dunia kriminal dan berita-berita politik yang kotor sering berbuah kematian dan ancaman bagi para jurnalis. Bahkan dalam peperangan jurnalis sering menjadi “pelampiasan” dari kubu-kubu yang berperang. Sebenarnya apa yang dicari dengan menembak mati wartawan ? Sungguh ironis, kamera dan pena para jurnalis jelas tidak sebanding dengan senjata laras panjang yang dimiliki tentara perang. Para jurnalis berada di pihak yang lemah dalam situasi ini Sebenarnya dalam Konfrensi Jennewa telah ditulis secara jelas bahwa wartawan perang dilarang dijadikan sebagai sasaran kekerasan dalam peperangan.
Kekerasan dan pembunuhan terhadap jurnalis tidak hanya menimpa kaum laki-laki, seorang wartawan perempuan asal Afganistan yang bernama Zakia zaki dibunuh di rumahnya pada tahun 2007. Kejadian tersebut seakan mempertegas atas perlunya perlindungan terhadap jurnalis dan hak kebebasan berpendapat serta hak kemerdekaan pers. Jurnalis juga sering dijadikan senjata politik oleh sekelompok golongan. Di luar zona perang jurnalis pun sering dijadikan sebagai sasaran kekerasan. Negara Filipina mempunyai banyak kasus tentang kekerasan dan pembunuhan jurnalis.
Dalam dunia Jurnalisme di Indonesia ada sebuah contoh kasus akibat kurangnya perlindungan terhadap jurnalis. Jurnalis dari Metro TV yaitu Meutia Hafid dan Budiyanto disandera oleh kelompok garis keras di Irak pada Februari 2005. Sebenarnya mereka ke Irak bukan untuk meliput tentang kelompok garis keras tersebut. Namun, hanya karena melintasi daerah kekuasaan kelompok garis keras tersebut mereka ditangkap dan disandera. Beruntung bagi mereka setelah berhari-hari berada dalam markas kelompok garis keras akhirnya mereka dibebaskan.
Peristiwa-peristiwa di atas mulai dari kasus Veronica Guerin sampai Meutia Hafid mencerminkan belum efektifnya perlindungan terhadap jurnalis. Tulisan “PERS” atau “TV” pada baju dan kendaraan mereka seakan hanya hiasan yang tak melindungi mereka dari ancaman yang bisa datang kapan saja. Para jurnalis tidak pernah mundur dari tanggung jawab-nya sebagai pencari berita. Mereka hanya meminta perlindungan yang menjamin keselamatannya. Sosok Veronica Guerin sebagai jurnalis yang sejati harus diimbangi dengan perlindungan yang baik. Kisah dari Veronica Guerin hendaknya dijadikan renungan bagi kita akan perjuangan seorang pencari berita. Tidak dapat dibayangkan jika tidak ada para jurnalis maka kita tidak akan tahu informasi yang teradi secara luas di dunia ini. Dedikasi mereka harus kita hargai dan lindungi. Terima kasih untuk para mujahid berpena.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar